Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tata Cara Penulisan Ilmiah

A. Bagian Awal. 
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni sebagai berikut :
1.  Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar Universitas Gunadarma.
2.  Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3.  Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.  Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.
4.  Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar  dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.
5.  Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.
7.  Halaman Daftar Tabel
8.  Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram      
B. Bagian Tengah 
1.   Pendahuluan
           Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a.      Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b.     Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
c.      Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
d.     Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e.      Metode  Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka   : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan  : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c.  Gabungan   : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.

f.        Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Skripsi
Landasan Teori 
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
Kesimpulan (dan Saran)
     Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
–    Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
–    Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

B. BAGIAN AKHIR
–    Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
.
–    Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
TEKNIK PENULISAN
1.  Penomoran Bab serta subbab
–    Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
–    Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
–    Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
–    Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

2.  Penomoran Halaman
–    Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
–    Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.

–    Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3.  Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
–    Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
–    Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.
Penulisan Daftar Pustaka
–    Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
–    Ditulis menurut kutipan-kutipan
–    Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
–    Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
–    Gelar tidak perlu disebutkan.
–    Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
–    Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
–    Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
–    Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000
Penulisan Daftar Pustaka
Satu Pengarang
1.      Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
2.      Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.
Dua Pengarang
1.      Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt
2.      Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990.  Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Tiga Pengarang

1.      Heidjrahman R., Sukanto R., dan  Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2.      Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: PrincetonUniversity Press.
Lebih dari Tiga Pengarang
1.      Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
2.      Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1.     Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2.     ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Tanpa Pengarang 
1.     Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
2.     Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.
Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1.     Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
2.     Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Buku Jurnal atau Buletin
1.      Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
2.      Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.
5.  Format Pengetikan
–    Menggunakan kertas ukuran A4.
–    Margin   Atas    : 4 cm              Bawah            : 3 cm
Kiri      : 4 cm              Kanan             : 3 cm
–    Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
–    Jenis huruf (Font) : Times New Roman.
–    Ukuran / variasi huruf   : Judul Bab     14 / Tebal + Huruf Besar
Isi                 12 / Normal
Subbab        12 / Tebal


 Sumber : https://baimmm.wordpress.com/2012/04/06/penulisan_ilmiah/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Salah Nalar Bahasa Indonesia

Definisi Salah Nalar

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Salah nalar ada dua macam:
1.    Salah nalar induktif, berupa :
  1. kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
  2. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
  3. kesalahan analogi.
2.    Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
  1. kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
  2. kesalahan karena adanya term keempat.  
  3. kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
  4. kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.

            Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

A.  Macam-macam Salah Nalar

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut :

1.    Generalisasi yang Terlalu Luas

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
aSetiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
b)   Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua bentuk kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

a.    Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
b.   Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.

2.    Kerancuan Analogi
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:
  1. Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
  2. Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
  3. Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.

3.    Kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
  1. Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
  2. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.
4.    Kesalahan Relevansi
Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
  1. Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
  2. Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
  3.  Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
  4.  Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
  5.  Argumentum ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
  6. Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.
  7. Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.
  8. Argumentum ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar
  9.  Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusi.

5.    Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
a.                                   Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain.
b.        Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.
c.         Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.

B.  Mengapa Salah Nalar Sering Terjadi
Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah nalar adalah sebagai berikut:
a.         Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
b.        Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

C.  Faktor Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
2.    Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak

D.   Cara Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Memilih kata dengan baik;
  2.   Harus mengetahui teori dasar dalam berpikir;
  3. Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas;
  4. Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan;
  5. Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar;
  6. Jangan menyimpulkan premis dengan cepat;
  7. Dapat berkomunikasi dengan baik;
  8. Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.

Sumber :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS